Sabtu, 11 Januari 2014

Cerita Remaja Terbaru 11 Januari 2014 : Cinta Pertama Permadi

Cerita remaja terbaru kali ini akan menceritakan cerita tentang Cinta Pertama Permadi. Tidak sedikit para ABG mencari cerita ini untuk mengisi waktu luang. Kini cerita-cerita di ranah internet semakin banyak saja contohnya cerita lucu, cerita remaja, cerita anak-anak dan masih ada yang lain lagi.

Khusus cerita kali ini memiliki kategori cerita remaja atau abg. Baiklah langsung saja berikut ini cerita remaja terbaru 2014 dari Blog Ikerenki.

Cinta Pertama Permadi

Cerita Remaja Terbaru 11 Januari 2014 : Cinta Pertama Permadi
Ilustrasi Harian Suara Merdeka dan dimuat Minggu 28 April 1985
Seekor tupai dengan rakusnya melubangi termpurung kelapa untuk memakan dagingnya. Mumpung petani pemilik kelapa itu tidak mengetahui begitu mungkin pikirnya. Tetapi si tupai tidak tahu kalau sebetulnya ada seorang pemuda sedang menyiapkan senapan angin untuk menembaknya. Dua orang teman pemuda itu memperhatikan dari jauh.

“Coba tebak Reng, tembakan Den Permadi akan kena apanya?” kata teman si pemuda yang bertubuh jangkung berhidung panjang.

“Pasti kena kepalanya. Den Permadi kalau menembak selalu  kepala sebab pasti mati. Kalau cuma kaki atau ekor yang kena, tupai itu masih bisa lari dan akan menggerogoti kelapa-kelapa yang lain,” komentar yang bertubuh kecil pendek  bermata juling, tangan bengkok atau ceko, kaki pincang  dan hidungnya mirip buah terong.

Anak muda yang bernama Permadi itu siap menembak. Picu ditarik, jret....ziing...tap...kena! Tupai jatuh terpelanting dari atas pohon kena kepalanya.
“Auw...tolong!’

Bersamaan dengan jatuhnya tupai terdengar teriakan wanita minta tolong.
“Gareng, Petruk ada orang berteriak minta tolong, ayo kita cari!”  Permadi mengajak kedua temannya mencari arah suara orang minta tolong. Hasil buruan mereka, tidak diperdulikan lagi.
  
Permadi dengan lincah dan tangkas berlari ke arah suara. Petruk yang jangkung dan langkahnya panjang segera menyusul. Gareng yang kerepotan karena salah satu kakinya pincang.  Celakanya sudah tertinggal di belakang, dua kali berjingkrak kesakitan karena kaki pincangnya terantuk batu.

Permadi menjumpai gadis jelita berkulit hitam, sedang dikerubut tiga laki-laki kasar yang bertubuh kekar. Pakaian gadis itu bagian bawah terkoyak sehingga Permadi sempat melihat paha yang mengintip membuat napas makin ngos-ngosan. Permadi menangkap sinar ketakutan dari gadis itu, maka tanpa pikir panjang turun tangan menyelamatkan si gadis.

Tentu saja tiga laki-laki tadi marah ada seorang pemuda berlagak pahlawan. Karena mereka melihat Permadi memegang senapan angin tiga laki-laki kasar tadi segera mencabut belatinya masing-masing.
Terjadilah perkelahian seru. Permadi dikerubut tiga laki-laki bersenjata belati. Maka Permadi menggunakan senapannya sebagai toya. Si gadis jelita memperhatikan dengan tegang, lain dengan Gareng dan Petruk mereka menonton perkelahian itu dengan tenang. Gareng dan Petruk sudah tahu betul kemampuan majikannya yang jago silat dan selalu menemukan jurus-jurus baru yang maut setiap habis nonton film silat atau kungfu.

Perhitungan Gareng dan Petruk tepat. Hanya beberapa kali gebrak saja tiga laki-laki tadi sudah terbirit-birit menyelamatkan diri. Permadi membiarkan saja musuhnya lari.

“Terima kasih Mas atas pertolongannya,” kata si gadis.
“Terima kasih kembali. Oh ya kenalkan nama saya Permadi,” kata Permadi sambil mengulurkan tangan.
 “Nama saya Sembadra, teman-teman biasa memanggil Rara Ireng,” si gadis menyambut perkenalan Permadi.

Mereka bersalaman, tatapan mereka bertemu, bibir mereka saling senyum manis. Permadi merasakan getar aneh pada dirinya menatap si gadis jelita Rara Ireng. Demikian pula Rara Ireng merasakan hal serupa menatap Permadi yang tampan. Lama mereka saling menatap, akhirnya Sembadra menunduk malu . Saat itu dia tersadar bagian bawah pakaiannya compang-camping.

Menyadari keadaan dirinya, dengan cepat Sembadra balik kanan. Lari pontang-panting meninggalkan Permadi yang jadi bengong.

“He! Kok lari, ayo Reng, Truk kita ikuti kemana perginya,”ujar Permadi yang segera ikut lari kecil menyusul Sembadra.

Gareng mencoba ikut lari tapi malah jatuh terguling kesakitan karena untuk Kesekian kalinya kakinya yang pincang terantuk lagi. Terpaksa Petruk menggendong kakaknya itu. Dengan terengah-engah menyusul majikannya.

Sementara itu dua kakak Sembadra sedang istirahat dari latihan menggembleng diri. Yang satu bertubuh tinggi tegap kekar berkulit putih seperi orang Eropa namanya Kakrasana. Satunya lagi bertubuh sedang berkulit hitam namanya Narayana. Kalau Kakrasana yang seperti Rambo itu emosional gampang marah. Lain dengan Narayana si adik dia lebih mapan tidak mudah terpancing amarah.

Mereka sebetulnya putera raja Mandura Prabu Basudewa. Tetapi tiga anak itu terpaksa harus diungsikan karena keselamatannya terancam. Kolonel Kangsa sudara tiri mereka mengincar kematian Kakrasana dan Narayana, tapi juga mengincar Sembadra untuk dijadikan istrinya. Agaknya Kangsa yang didalangi oleh pamannya  bernama Suratrimantra  memang agak  kurang waras otaknya. Dia juga selalu berusaha untuk bisa merebut kekuasaan Mandura.

Ketika sedang asyik berbincang di tempat latihan fisik itulah Sembadra muncul langsung dengan manja memeluk Kakrasana sang kakak. Dua orang kakaknya itu terkejut apalagi pakaian bawah adiknya compang-camping.

Sembadra sambil tersedu-sedu mengatakan merasa malu pakaian bawahnya compang-camping. Sembadra bercerita kalau persembunyian mereka di Widarakandang sudah diketahui Kangsa. Tadi orang-orangnya datang membunuh Kyai Antagopya dan Nyai Sagopi. Sembadra berhasil lari bersama Larasati. Tapi tiga orang anak buah Kangsa berlari mengejar dan menangkapnya. Sembadra memeberontak sampai pakaiannya koyak.

Saat cerita sampai di situ, Permadi, Gareng dan Petruk muncul di tempat itu. Tiga orang, begitu pikir Kakrasana. Maka tanpa bilang ba dan bu Sembadra ditepiskan, lalu bogemnya melayang mendarat di wajah Permadi. Permadi sempoyongan, pukulan berikutnya mendarat bertubi-tubi, dan yang terakhir pukulan telak jatuh di tengkuk Permadi. Pemuda itu menggeloso di tanah pingsan. Teriakan saudaranya tidak diperdulikan oleh Kakrasana. Untung Gareng dan Petruk sempat berlindung di belakang Narayana yang sudah mengenal mereka.

Kakrasana merasa puas dapat memukul roboh Permadi. Tapi akhirnya dia menyesal dan kecewa setelah Sembadra menerangkan bukan Permadi yang mengejarnya tapi justru yang menolongnya. Sembadra lari karena pakaiannya compang-camping malu dipandang Permadi.

Gareng dan Petruk yang sudah saling mengenal dengan Narayana menerangkan kalau pemuda yang pingsan itu Permadi putra raja Astina Pandu Dewanata dari ibu Dewi Kunti adik Prabu Basudewa. Jadi Permadi itu adik sepupu dengan Kakrasana, Narayana dan Sembadra.

Narayana menertawakan kecorobohan Kakrasana yang tidak b isa mengenalikan amarah.  Makanya Narayana menyerahkan tanggung jawab pingsannya Permadi kepada Kakrasana karena ia yang membuatnya pingsan. Kakrasana yang tidak pernah belajar Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) hanya bingung, tapi kemudian dia ingat Sembadra di sekolah ikut kegiatan Palang Merah Remaja (PMR), maka sadarnya Permadi kemudian dioperkan pada Sembadra.

Kakrasana menjadi tegang karena Permadi yang digosok dengan minyak gosok oleh Sembadra tidak juga kunjung siuman. Semula Narayana juga berniat turun tangan melihat Permadi tidak juga siuman. Tapi diurungkan karena dia melihat sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada orang pingsan. Jari jemari tangan kanan Permadi yang tadi ketika dipegang tangan kiri Sembadra diam saja, ternyata kini jari-jari Permadi dengan Sembadra sudah saling membelit.  Sementara tangan kanan Sembadra masih menggosok beberapa bagian tubuh Permadi. Narayana tanggap akan gelagat, maka dia menepuk pundak Kakrasana, dia mengajak kakaknya, Gareng dan Petruk menjauh dari si pingsan. Narayana senyum-senyum melihat ulah dua anak muda itu, yang satu pura-pura pingsan, satunya lagi pura-pura merawat.(naskah ini tulisan Warisman pernah dikirimkan ke Redaksi Harian Suara Merdeka dan dimuat Minggu 28 April 1985).

Tunggu cerita seru lainnya hanya di blog Ikerenki. Anda bisa menjumpai cerita-cerita seru lainnya di SITEMAP blog ini atau di menu sebelah kanan di bawah FP Facebook kami.

0 komentar:

Posting Komentar