Selasa, 21 Januari 2014

Kisah Cinta Terbaru 21 Januari 2014 Keren: Kiat Permadi Ketemu Pacar

Kisah Cinta menarik terbaru dan tentunya keren dihadirkan oleh blog ikerenki dengan kisah cinta yang berjudul "Kiat Permadi Ketemu Pacar". Tanpa panjang lebar lagi langsung saja Anda simak Kisah Permadi berikut ini.

Kiat Permadi Ketemu Pacar


Ujian Nasional sudah dekat, oleh karena itu Kakrasana melarang adik bungsunya terlalu sering keluar rumah. Sebab selain  Ujian Nasional ada Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Adik  bungsunya yang bernama Endang Bratajaya alias Sembadra alias Rara Ireng itu sudah duduk di kelas XII SMAN 1 Mandura. Gadis berkulit hitam tapi jelita itu diawasi ketat oleh Kakrasana. Malas belajar tanpa ampun kuping kena jewer.

Sejak kedua orang tua mereka meninggal, Kakrasana mengambil alih tanggung jawab. Untuk adik yang bernama Narayana, Kakrasana tidak begitu pusing. Meski mbeling tapi pola pikir Narayana sudah dewasa dan kini bertahta di Dwarawati. Lain dengan Endang Bratjaya yang sedang mekar ini, dia masih begitu kolokan, runyamnya punya wajah jelita, sehingga banyak pemuda yang mengincar dan menggoda.

Kakrasana yang berpotongan mirip Rambo berkulit bule ini memang begitu sayang pada kedua adiknya. Sayangnya dia kalah cerdik dalam adu siasat sehingga kedua adiknya yang berkulit hitam tapi manis itu sering memperalatnya.

Kisah Cinta Terbaru 21 Januari 2014 Keren: Kiat Permadi Ketemu Pacar
Ilustrasi Kiat Permadi Ketemu Pacar.

Kekangan yang dilakukan oleh Kakrasana tentu saja membuat Bratajaya jengkel walau dia tahu itu demi kebaikannya. Bagi Bratajaya belajar terus menerus  tanpa ada kesempatan menikmati udara segar, terasa begitu melelahkan.  Justru ilmu yang dipelajari jadi sulit nyantol di otak.

Tapi yang jelas kekangan itu  menyebabkan Bratajaya tidak lagi punya kesempatan untuk jumpa dengan Permadi. Cowok keren yang masih adik sepupunya sendiri. Tempat mereka menuntut ilmu memang berbeda, tapi mereka sering bertemu di bus Trans Mandura. Ini pula yang merupakan  pernyebab kenapa Bratajaya tidak pernah mau diantar dengan mobil oleh Kakrasana. Sebab kalau diantar tidak bisa ketemu dengan Permadi.

Mendekati ujian, Kakrasana semakin ketat, dia tidak mau adiknya gagal dalam menempuh pelajaran. Kali ini Bratajaya tidak bisa menolak lagi.  Berangkat dan pulang sekolah harus bersama sopir istana Mandura.

Kesempatan bertemu Permadi tidak ada lagi. Ini membuat Bratajaya selalu gelisah memendam rindu. Rasa dindu itu bukan lagi rindunya seorang kakak sepupu terhadap adik sepupunya, tapi sudah rindunya seorang gadis kepada perjaka.

Permadi yang cakep memang romantis dan pandai melambungkan hati wanita, dari gadis sampai janda. Banyak wanita yang termimpi-mimpi dengan mahasiswa Komunikasi Massa yang hobi menjadi kapstok berjalan dan pemain band itu. Termasuk Endang Bratajaya adik Kepala Negara Mandura yang nota bene masih kakak sepupu dengan Permadi.

Permadi pandai merayu,   bahkan memenangkan lomba merayu dan pandai melempar humor segar. Sering tampil pula dalam acara stand  up comedi di televisi. Tentu saja membuat Endang Bratajaya jadi gulana tidak ketemu satu hari saja.

Tapi apakah Permadi juga tidak rindu pada kakak sepupunya itu? Diapun rindu pada bening bola mata Bratajaya, pada mancung  hidungnya. Permadi memendam rindu menggebu, bukan lagi rindunya seorang saudara tetapi rindunya lelaki pada lawan jenisnya.

Kenapa Permadi tidak datang saja ke Mandura? Toh mereka masih saudara. Permadi merasa sungkan, sebab Kakrasana sudah tahu Permadi dan Endang Bratajaya keakrabannya sudah bukan lagi akrabnya saudara sepupu.

Permadi pusing tujuh keliling menahan gelinjang hati, dan sudah kepengin sekali bisa meremas lagi jeri lentiknya Endang Bratajaya. Tapi apa akal?

“Saya punya akal Gus, kalau Gust Permadi setuju,” kata Petruk pembantu rumah tangga Permadi yang setia.

“Bagaimana?” Permadi selalu tertarik pada jalan pikiran Petruk yang banyak akal.

“Gus Permadi ingat kan waktu di televisi pernah memerankan wanita? Betul-betul mirip wanita. Semua kagum melihat Gus Permadi betul-betul mirip dengan wanita asli. Kenapa Gus Permadi tidak  kesana dengan dandanan seorang gadis? Tapi terlebih dahulu Gusti Bratajaya diberi tahu rencana Gus Permadi. Saya sendiri sudah kangen sama Cangik, demikian pula Kang Gareng juga sudah kangen sama Limbuk pembantu setia Gusti Bratajaya,” kata Petruk.

“Aku setuju usulmu Truk, besok kita coba,” Permadi mantap.

Begitulah, akhirnya pada hari yang sudah ditetapkan Permadi berpakaian sebagai seorang gadis. Tidak tanggung-tanggung yang mengani dandanannya seorang ahli rias jempolan. Gareng dan Petruk juga berpakaian wanita, bedanya mereka merias sendiri dandanannya. Agar nampak meyakinkan sebagai wanita Gareng dan Petruk menggunakan jambu air untuk dada mereka.

Kakrasana memang sempat tercengang oleh kecantikan gadis yang mengaku bernama Endang Werdiningsih dan mengaku teman sekelas Endang Bratajaya. Tapi Kakrasana perutnya jadi mual melihat Gareng dan Petruk yang berpakaian wanita, dan mengaku temannya Cangik dan Limbuk. Satu profesi sama-sama pembantu rumah tangga.

Kakrasana seperti mau muntah melihat potongan Gareng. Apaagi duduknya tidak tenang, garuk sana garuk sini. Petruk melihat gelagat kurang menguntungkan cepat memberi tahu Gareng agar duduk tenang.
“Sial Truk, mana bisa tenang. Jambu air yang aku pakai banyak semutnya. Menyebar kemana-mana. Iiih....ini ada yang ke bawah ...iiiih!” bisik Gareng sambil meringis karena semut yang ada di jambu air ada yang merayap ke bagian bawah tubuh Gareng.

Untung Kakrasana tidak begitu teliti, sehingga akhirnya Endang Werdiningsih dan dua kawannya diizinkan bertemu dengan Endang Bratajaya dan Cangik serta Limbuk. Begitu lepas dari pengamatan Kakrasana, Gareng segera membuka pakaian wanitanya karena sudah tidak tahan diserbu puluhan semut. Apalagi semut-semut itu ada yang kurang ajar seenak perut sendiri mengaduk-aduk ‘daerah terlarang’.

Tapi tak urung akhirnya Kakrasana curiga, pada tiga orang tamunya yang sekarang berada di taman sari. Kakrasana jadi ingat tamunya yang tinggi kurus dan berhidung kelewat panjang itu ada tanda-tanda kalau baru saja cukur kumis dan jenggot. Masih ada beberapa helai rambut yang tersisa. Ingat itu Kakrasana segera berlari menyusul ke taman sari.

Dan apa yang dilihatnya di taman sari memang membuat Kakrasana naik darah. Ternyata rambut panjang Endang Werdiningsih itu wig, kini sudah dilepas dan ternyata yang memakai seorang pemuda tampan, sedang bermesraan dengan Bratajaya. Dan nampaknya adik bungsu Kakrasana itu begitu bahagia berdua dengan pemuda itu.

Tapi Kakrasana tidak bisa berbuat apa-apa. Pemuda tampan itu Permadi adik sepupunya sendiri yang juga pernah menangkap basas Kakrasana ketika menggerilya Erawati putri sulung Prabu Salya raja dari negeri Mandaraka, yang adalah kakak ipar ayah Permadi dari istri keduanya. Kakrasana akhirnya sadar bahwa kekangan yang begitu ketat bahkan bisa membuat adiknya salah langkah. Tapi untuk menjaga wibawa, Kakrasana melampiaskan kemarahannya kepada Gareng yang hanya bercelana pendek karena pakaian wanitanya banyak semutnya maka dilepas. Gareng sedang asyik masyuk dengan Limbuk kena damprat Kakrasana. Bumen 85 (Naskah ini tulisan Warisman pernah dimuat di Harian Suara Merdeka ‘Minggu Ini’ 12 Januari 1986 rubrik Wayang Mbeling).

Bagaimana menarikkan kisahnya? Tunggu kisah-kisah yang lain di Blog Ikerenki.

Tags: Kisah Cinta, Kisah Cinta Romantis, Kisah Cinta Terbaru, Kisah Tentang Cinta, Kisah Kisah.

0 komentar:

Posting Komentar